SERBA
- SERBI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR
Oleh :
Sulih
Endarwati – 3615100043, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, SURABAYA
Pulau Bawean, Kabupaten Gresik
Kabupaten
Gresik memiliki suatu pulau yang secara administratif masih menjadi bagian
wilayahnya yaitu Pulau Bawean. Bawean memiliki
dua kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Jumlah penduduknya sekitar 70.000
jiwa yang merupakan akulturasi dari beberapa etnis yang berasal dari pulau
Jawa, Madura, Kalimantan
,Sulawesi dan Sumatera termasuk budaya dan bahasanya. Penduduk Bawean
kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau petani selain juga
menjadi pekerja di Malaysia dan Singapura, sebagian besar di antara mereka
telah mempunyai status penduduk tetap di negara tersebut, selain di kedua
negara itu penduduk Bawean juga menetap di Australia dan Vietnam. Mayoritas
penduduk Bawean adalah suku Bawean , dan suku-suku lainnya.
Sementara itu, kabupaten
Gresik sendiri adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Gresik
memiliki lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi lahan
perikanan, industri, perkebunan, dan permukiman. Peranannya sebagai kawasan
minapolitan guna memaksimalkan potensi lokal yang ada. Bahkan di dunia
Internasional , Kabupaten Gresik telah menerima penghargaan antara lain Asean Development Citra Award
dari Lembaga Resmi Internasional, penghargaan Majelis Ilmu kepada Bupati Gresik
dari Kerajaan Brunei Darussalam 2008, sedangkan di tingkat nasional Kabupaten
Gresik mendapat penghargaan yaitu Indonesia’s Attractiveness Award 2016 (penghargaan
untuk daya tarik suatu daerah yang dilihat dari PDRB, investasi, infrastruktur,
pariwisata, dan pelayanan publik) . Pada kesempatan kali ini, penulis ingin
membagikan beberapa hal yang berkaitan dengan Kabupaten Gresik mulai dari
gambaran umum wilayah, kependudukan, kondisi sosial ekonomi, budaya, penggunaan
lahan (land use), infrastruktur, permasalahan,
potensi, dan rekomendasi.
a.
Gambaran
Umum Wilayah
PETA
BATAS ADMINISTRASI KABUPATEN GRESIK
Sumber : RTRW
KAB.GRESIK (2010 – 2030)
Secara geografis,
kabupaten Gresik terletak di antara 112o – 113o BT dan 7o
– 8o LS. Lokasi kabupaten Gresik terletak di sebelah barat
laut kota Surabaya yang merupakan
Ibukota Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 1.191,25 km2 yang terbagi dalam 18 kecamatan
dan terdapat 330 desa . Kecamatan-kecamatan
tersebut antara lain kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Bungah, Cerme,
Driyorejo, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Kebomas, Kedamean, Manyar, Menganti,
Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah, dan Wringinanom.
Kabupaten Gresik adalah
daerah pesisir dengan total jumlah penduduk 1.307.995 jiwa dengan kepadatan
1.098 jiwa/km2. Daerah pesisir memanjang
mulai dari kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah,
Panceng, Sangkapura, Tambak yang ada di Pulau Bawean. Jenis tanah di kabupaten
Gresik rata –rata adalah tanah kapur. Berikut ini batas-batas Kabupaten Gresik
meliputi :
§ Sebelah
utara : Laut Jawa
§ Sebelah
timur : Selat Madura dan Kota Surabaya
§ Sebelah
selatan : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
Mojokerto
§ Sebelah
barat : Kabupaten Lamongan
Beberapa wilayah di
Kabupaten Gresik, memiliki ketinggian 25 meter diatas permukaan laut serta
kelerengan 2-15%. Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari
jenis aluvial, grumusol, mediteran merah dan litosol. Curah hujan di Kabupaten
Gresik juga relatif rendah, yaitu rata-rata 2.245 mm per tahun. Di wilayah
kabupaten Gresik bagian utara merupakan pegunungan kapur utara yang tanahnya
kurang subur. Sebagian dari daerah ini adalah daerah hilir aliran Bengawan Solo
yang bermuara di pantai utara kabupaten Gresik/kecamatan Ujungpangkah. Daerah
hilir Bengawan solo tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan
yang cocok untuk industri, perikanan, perkebunan, dan permukiman. Sedangkan di
bagian tengah wilayah ini tanahnya relatif subur dan juga terdapat
sungai-sungai kecil seperti sungai Lamong, Manyar, Corong, dan sangat cocok
untuk kegiatan pertanian maupun perikanan. Untuk Kabupaten Gresik bagian
selatan meliputi Menganti, Kedamean, Driyorejo, Wringinanom, merupakan areal
dataran rendah yang subur dan berbukit yang cocok untuk kegiatan industri,
pertanian, dan permukiman. Sedangkan wilayah kepulauan Kabupaten Gresik yang
berada di Pulau Bawean dan pulau kecil sekitarnya yang meliputi wilayah
Kecamatan Sangkapura dan Tambak adalah merupakan sebagian dataran rendah yang
cukup subur dengan jenis tanah mediteran coklat kemerahan dan sebagian
merupakan daerah berbukit sehingga di bagian wilayah ini merupakan daerah yang
cocok untuk pertanian, pariwisata, dan perikanan. Potensi bahan- bahan galian
di wilayah ini cukup potensial dengan adanya jenis bahan galian mineral non
logam spesifik.
b. Kependudukan
Bila kita lihat tabel dibawah ini, yaitu
tabel jumlah penduduk Kabupaten Gresik dalam rentang waktu 2011-2015.
Tabel
1. Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik
Sumber
: Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil, Kabupaten Gresik 2016
Pada tahun 2011, jumlah penduduk di kabupaten Gresik
secara keseluruhan adalah sebanyak 1.270.351 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah
penduduk mengalami peningkatan yang cukup besar sehingga menjadi 1.307.995.
Pada tahun 2013 berjumlah 1.324.777. Di tahun 2014, jumlah penduduk mengalami
penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 menjadi 1.319.314 dan tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 1.303.773. Jika dihitung kepadatan penduduk di
Kabupaten Gresik pada tahun 2015 adalah jumlah penduduk dibagi dengan luas
wilayah hasilnya adalah 1.094, 46 jiwa/km2.
Tabel 2. Piramida Struktur Penduduk
tahun 2015
Sumber : Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kabupaten Gresik 2016
Piramida Penduduk
Kabupaten Gresik Tahun 2015 menunjukkan piramida berbentuk kubah yang melebar
ditengah. Piramida ini memberikan gambaran struktur usia, dimana penduduk usia
produktif jauh lebih besar daripada usia tidak produktif. Dengan jumlah
penduduk produktif yang lebih banyak berarti maka jumlah angkatan kerja pun
tinggi serta kesempatan kerja harus diperluas agar tidak menimbulkan pengangguran.
Usia produktif juga mempengaruhi tingkat produktivitas sumberdaya manusia itu
sendiri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian Pemerintah
Kabupaten Gresik. Pada tabel struktur penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2015
didominasi oleh kelompok umur usia produktif, yaitu 15-64 tahun, yaitu sebesar
930.286 jiwa, yaitu 69.54% dari jumlah penduduk Kabupaten Gresik. Sedangkan
kelompok umur non produktif, yaitu 0-14 tahun dan 65 tahun keatas berjumlah
373.487 jiwa atau 27.91%. Rasio ketergantungan antara usia produktif dan usia
tidak produktif pada Tahun 2015 sebesar 40.14, yang berarti setiap 100 usia
produktif harus menanggung 40 usia tidak produktif.
c.Sosial
Ekonomi
Gambar
: Perkembangan UMKM di Kabupaten Gresik
Sumber : RPJMD Kab. Gresik
(2016-2021)
Dari grafik
tersebut menunjukkan bahwa perkembangan jumlah UMKM dan Usaha Besar (UB)
cenderung meningkat dengan proporsi yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa
baik UMKM maupun UB memberikan kontribusi yang tetap dalam perekonomian
Kabupaten Gresik.Proporsi jumlah UMKM yang cenderung konstan jika dibandingkan
dengan perkembangan jumlah UB. Pada sisi yang lain, ternyata hampir 50 persen
dari PDRB Kabupaten Gresik dihasilkan dari usaha masyarakat yang berskala
besar. Rendahnya daya saing UMKM Kabupaten Gresik menimbulkan tingkat resiko
yang tinggi jika dihadapkan dengan perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA).
Tabel 3. Posisi Relatif Pertumbuhan Ekonomi Gresik
dengan Provinsi Jawa Timur, dan Nasional
Sumber : BPS
Kabupaten Gresik tahun 2015
Pada tabel diatas dapat
dilihat pertumbuhan ekonomi Gresik dengan provinsi Jawa Timur dan Nasional.
Pada tahun 2013 Gresik menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 7,14%. Sedangkan
pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,11 %. Dan pada tahun 2015
mengalami penurunan kembali sehingga menjadi 6,15%. Dari tabel diatas dapat
diketahui bahwa Gresik memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Tabel
4.Realisasi Investasi Penanaman Modal di Kabupaten Gresik
Sumber : LKPJ AMJ Kabupaten Gresik
2011-2015
No
|
Uraian
|
Satuan
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
1.
|
Realisasi
Investasi PMDN
|
Rp.Juta
|
3.292.566
|
4.794.719
|
8.998.738,4
|
671.413,6
|
2.
|
Realisasi
investasi penanaman modal asing
|
US
dolar
|
715.790,7
|
842.750,3
|
171.921,6
|
152.925.400
|
Dari data diatas masih kurang
investasi yang berasal dari dalam negeri. Selain itu , penanaman modal asing
juga mengalami penurunan dari tahun 2013
ke tahun 2014 sangat drastis perubahannya mulai dari 842.750,3 menjadi
171.921,6 dan mengalami peningkatan pesat
ditahun 2015 yaitu 152.925.400. Pemerintah Kabupaten Gresik seharusnya
bisa lebih memperbaiki infrastruktur yang menunjang agar lebih banyak investor
yang menanamkan modalnya sehingga Kabupaten Gresik bisa lebih berkembang dari
segi ekonomi pembangunannya.
d.Budaya
dan Pariwisata
Ketika berbicara soal
budaya, Kabupaten gresik memiliki alternatif yang sangat banyak dimana
situs-situs budaya tersebut memiliki nilai-nilai sejarah yang begitu tinggi
sehingga dapat dijadikan sebagai pengembangan sektor pariwisata yang dapat
meningkatkan pendapatan daerah kabupaten Gresik. Berikut ini adalah list objek
wisata di Kabupaten Gresik yang patut untuk dikunjungi :
Tabel
5. Daftar Objek Wisata yang ada di Kabupaten Gresik
No.
|
Objek Wisata Budaya
|
Lokasi
|
Kecamatan
|
1
|
Makam
Maulana Malik Ibrahim
|
Ds.
Gapuro
|
Gresik
|
Makam
Pusponegoro
|
Ds. Gapuro
|
||
Makam
Raden Santri
|
Jl.
Raden Santri
|
||
Makam Nyi
Ageng Pinatih
|
Ds.kebungson
|
||
2
|
Makam
Sunan Giri
|
Ds.Giri
|
Kebomas
|
Makam Sunan
Prapen
|
|||
Makam
Kawis Guwo
|
|||
Makam
Panembahan Agung
|
|||
Makam
Dewi Sekardadu
|
|||
3
|
Makam Siti
fatimah Binti Maimun
|
Ds.Leran
|
Manyar
|
4
|
Petilasan
Sunan kalijogo makam Empu Supo
|
Ds.Surowiti
|
Panceng
|
5
|
Makam Panjang
Dora/Sembodo
|
Ds.Lebak
|
Sangkapura
|
6
|
Zaenab
|
Ds.Diponggo
|
Tambak
|
Objek
Wisata Minat Khusus
|
|||
7
|
Kampung Kemasan
|
Dalam Kota
|
Gresik
|
Kampung
Arab
|
|||
Kampung
Kemuteran
|
|||
Wisata
Industri
|
|||
Wisata Bisnis
|
|||
Wisata
Kerajinan
|
|||
Giri Wana
Tirta
|
|||
Tambang
Batu Onix
|
Sangkapura
|
||
Kerajinan
Anyaman Tikar
|
|||
Kerajinan
Pembuatan Gula Merah
|
Tabel 6. Persentase Peninggalan/cagar
budaya (situs)
yang dilestarikan Kabupaten Gresik tahun
2011-2015
Sumber : Data LKPJ Kabupaten Gresik
No.
|
Uraian
|
Satuan
|
Tahun
|
||||
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|||
1.
|
Total peninggalan/cagar budaya(situs) yang dilestarikan Kabupaten
Gresik tahun 201-2015
|
Buah
|
38
|
38
|
38
|
38
|
46
|
Sedangkan wisata alam yang
ada di Kabupaten Gresik antara lain danau Kastoba (Kec. Tambak), air panas
Kebondaya (Kec. Sangkapura), telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta (Kec. Kebomas), bukit
Surowiti (Kec. Panceng), penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura) pantai Pulau
Cina (Kec. Sangkapura), air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura),air terjun
Udhuk-udhuk (Kec. Tambak), lantai Labuhan (Kec. Tambak), pantai Nyimas (Kec.
Sangkapura), pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura), pantai Tinggen (Kec.
Sangkapura), pantai Dalegan (Kec. Panceng), pulau Noko dan Pulau Gili (Kec.
Sangkapura), kawasan pantai Selayar (Kec. Sangkapura), air Terjun Laccar (Kec.
Tambak) .
Objek wisata alami maupun peninggalan warisan budaya di
kabupaten Gresik cukup banyak dan di tahun 2015 mengalami peningkatan
pelestarian budaya yang telah dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat. Situs
budaya tersebut harus dilindungi keberadaannya sebab sebagai salah satu ciri
khas atau daya tarik suatu daerah untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke
Kabupaten Gresik. Objek-objek wisata tersebut juga harus dirawat dan dilindungi
agar kondisinya bagus dan tidak merubah fungsi aslinya.
e.Penggunaan
Lahan
Tahun
2010-2030 rencana peruntukan penggunaan lahan di Kabupaten Gresik mencakup
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung sendiri terdiri dari
kawasan rawan bencana banjir 9.426,12 hektar, kawasan pantai berhutan bakau
5.828,62 hektar, kawasan terumbu karang 5.387,00 hektar, blok rimba suaka marga
satwa 3.831,60 hektar, kawasan resapan air 1.252,58 hektar, kawasan cagar alam 725,00 hektar. Sedangkan
untuk kawasan budidaya terdiri dari kawasan permukiman 26.063,55 hektar, kawasan
pertanian lahan basah 23.372,70 hektar, kawasan perikanan budidaya 21.678,36
hektar , kawasan hortikultura 16.885,48 hektar, kawasan Industri 12,448.03
hektar , kawasan perdagangan, jasa, dan fasum 6.644,01 hektar, kawasan
perkebunan 2.573,67 hektar, kawasan hutan produksi 1.017,00 hektar, kawasan
pertambangan 817,25 hektar, kawasan pariwisata 82,85 hektar, kawasan Bandar
udara 68,44 hektar, kawasan pelabuhan 1.257,69 hektar.
No.
|
Jenis Peruntukan Ruang
|
Perda RTRW Kab.Gresik(ha)
|
Eksisting Penggunaan lahan(ha)
|
||
1
|
Kawasan Rawan Bencana Banjir
|
9.426,12
|
-
|
||
2
|
Kawasan Pantai Berhutan Bakau
|
5.828,63
|
1.804,18
|
||
3
|
Kawasan Terumbu Karang
|
5.387,00
|
-
|
||
4
|
Blok Rimba Suaka Marga Satwa
|
3.831,60
|
3.831,60
|
||
5
|
Kawasan Resapan Air
|
1.252,58
|
1.040,61
|
||
6
|
Kawasan Cagar Alam
|
725,00
|
725,00
|
||
Jumlah
|
25.450,92
|
7.401,39
|
|||
KAWASAN BUDIDAYA
|
|||||
1
|
Kawasan
Permukiman
|
26.063,55
|
15,331,14
|
||
2
|
Kawasan
Pertanian Lahan Basah
|
23.372.70
|
39.572,98
|
||
3
|
Kawasan
Perikanan Budaya
|
21.678,86
|
31.092,21
|
||
4
|
Kawasan
Holtikultura
|
16.885,48
|
191,719
|
||
5
|
Kawasan
Industri
|
12.448,03
|
10.108,57
|
||
6
|
Kawasan
Perjas dan Fasum
|
6.644,01
|
2.797,65
|
||
7
|
Kawasan
Perkebunan
|
2.573,67
|
10.761,86
|
||
8
|
Kawasan
Hutan Produksi
|
1.017
|
6.544,01
|
||
9
|
Kawasan
Pertambangan
|
817,25
|
952,34
|
||
10
|
Kawasan
Pariwisata
|
82,85
|
7,92
|
||
11
|
Kawasan
Bandar Udara
|
68,44
|
72,82
|
||
12
|
Kawasan
Pelabuhan
|
1.257,69
|
366,89
|
||
Jumlah
|
112.909,02
|
366,89
|
|||
139.359,94
|
125.193,64
|
||||
Berdasarkan
keterangan data diatas, yang berwarna hijau itu bahwa adanya ketidaksesuaian
antar rencana yang telah dibuat oleh Perda RTRW
Kabupaten Gresik dengan kondisi eksisting. Dapat dilihat kawasan
pertanian lahan basah yang alokasinya hanya seluas 23.372.70 menalami perluasan
hingga 39.572,98. Kawasan hutan produksi dari 1.017 Ha mengalami perluasan
hingga 6.544,01 Ha. Selanjutnya dapat dilihat dibawah ini. Yang berwarna kuning
menandakan bahwa belum adanya perealisasian atas rencana kebijakan yang telah
dibuat yaitu kawasan terumbu karang yang sudah dialokasikan penggunaan lahannya
seluas 5.387 Ha dalam eksisting penggunaan lahannya masih nol.Ini tentunya
membuat rencana tata ruang semakin semrawut karena rencana yang telah dibuat belum
sesuai dengan fakta dilapangan.
Gambar. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Gresik
Sumber : RTRW
Kab. Gresik Tahun 2010 – 2030
f.Infrastruktur
Pemerintah Kabupaten
Gresik terus membangun infrastruktur penunjang diantaranya adalah jalan akses
yang menghubungkan berbagai wilayah
.Selain itu juga ada rencana pembangunan jalan mulai dari tol
Krian-Legundi-Bunder yang menghubungkan kawasan Manyar dengan Sidoarjo. Proyek yang akan dijalankan lainnya adalah
pusat Bendung Gerak Sembayat yang memiliki kemampuan untuk menyediakan bahan
baku air bersih sekitar 10 juta meter kubik air dari Bengawan Solo. Dalam
rangka meningkatkan kualitas dibidang Infrastruktur, kabupaten Gresik juga
berencana akan mengembangkan daerah pelabuhan dengan membangun JIIPE(Java
Integrad Industrial Portand Estate) dengan tujuan utama pengembangan
infrastruktur di Kabupaten Gresik. Proyek ini sudh berjalan kurang lebih 50%.
Sebesar 1.761 Ha lahan direncanakan sebagai kawasan industri, sedangkan lainnya
untuk areal pelabuhan dan permukiman.
Berikut rinciannnya dapat dilihat dibawah ini :
a.
Jalan Tol Surabaya – Gresik .
b.
Jalan Nasional sebagai jalan Arteri primer (Surabaya – Gresik – Lamongan)
c.
Jalan Nasional sebagai jalan Kolektor Primer (Gresik – Sadang lewat Pantura /
Jl. Daendels).
d.
Jalan Propinsi sebagai jalan Kolektor Primer (Legundi – Bunder, Lakarsantri –
Bringkang, Wringinanom – Driyorejo – Surabaya).
e.
Kawasan Industri
f. Pelabuhan Umum dan 7 Pelabuhan
khusus
Pada wilayah pesisir Kabupaten
Gresik telah difasilitasi dengan pelabuhan umum dan pelabuhan/dermaga khusus,
sehingga Kabupaten Gresik memiliki akses perdagangan regional dan nasional.
Keunggulan geografis ini menjadikan Gresik sebagai alternatif terbaik untuk
investasi atau penanaman modal.
g.Permasalahan
·
Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana banjir seluas kurang lebih 9.426,115 Ha yang
terdapat di Kecamatan Ujungpangkah, Kecamatan Sidayu, Kecamatan Bungah,
Kecamatan Dukun untuk DAS Sungai Bengawan Solo, serta Kecamatan Balongpanggang,
Kecamatan Benjeng, Kecamatan Kedamean, Kecamatan Cerme dan Kecamatan Menganti
untuk DAS Kali Lamong.
·
Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingkat pengangguran ada tahun 2011 sebesar 4,36%, pada tahun 2012
mengalami kenaikan menjadi 6,72 %, tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
4,51%, tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 5,06%, dan tahun terakhir 2015
sebesar 6,67%. Pada tahun 2012 merupakan tahun yang paling tingkat pengangguran
terbukanya. Gejolak tingkat pengangguran ini disebabkan oleh
berbagai hal persaingan pencari kerja yang kompetitif antara masyarakat lokal
dan masyarakat di luar Gresik, kultur budaya pencari kerja, persyaratan
kompetensi yang dibutuhkan, hingga bentuk investasi.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
·
Kemiskinan
Sumber : data BPS Kabupaten Gresik
Kemiskinan
menjadi suatu isu yang sampai saat ini masih berkembang. Di Kabupaten Gresik
sendiri jumlah kemiskinan cukup tinggi. Namun jika dilihat pada tabel di atas
dari tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami penurunan. Tahun 2011 jumlah
kemiskinan sebesar 15,33%. Terjadi penurunan di tahun 2012 menjadi 14,29. Di
tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan juga dari 13,89 menjadi 13.41. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah setempat mampu mengendalikan jumlah
kemiskinan dengan upaya-upaya yang bisa diminimalisir.
·
Pendidikan
Diperlukan
peningkatan kompetensi tenaga pendidik di berbagai disiplin keilmuan dalam
meningkatkan kualitas output pendidikan. Kondisi ini adalah implikasi dari
perkembangan global yang menuntut kualitas sumber daya manusia yang tidak hanya
membutuhkan sertifikasi secara akademik namun juga life skill yang di iringi keahlian dan keterampilan
khusus. Kesejahteraan tenaga pendidik masih belum terdistribusikan dengan
merata terutama tenaga pendidik di satuan pendidikan yang didirikan oleh
masyarakat.
·
Kebutuhan air bersih
Jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten
Gresik pada tahun 2014 sebanyak 260.945 rumah tangga, dari jumlah ini jumlah
rumah tangga pengguna air bersih sebanyak 195.750 atau sebesar 75%. Kondisi ini
meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya yaitu 193.177 rumah tangga. Sistem
SPAM yang terdapat di Kabupaten Gresik meliputi SPAM jaringan perpipaan PDAM,
SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM, dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). Jumlah pelanggan PDAM Gresik tahun 2013 adalah
sebanyak 74.427 SR. jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 428.122 atau 33%
dari jumlah penduduk. Dari jumlah tersebut bisa
dikatakan bahwa masyarakat kabupaten Gresik belum sepenuhnya bisa mengakses
kebutuhan air bersih dengan alasan banyak
faktor seperti kurangnya kemampuan finansial. Kebutuhan air bersih di Pulau Bawean diperoleh dari
sumur dan mata air. Banyak terdapat sumber mata air di Pulau Bawean, saat ini
pemanfaatan air dari sumber mata air tersebut belum dikelola secara baik.
Penggunaan air dari masing-masing desa menggunakan saluran sendiri-sendiri
menggunakan pipa paralon dengan berbagai ukuran, hanya beberapa saja yang
mengunakan bak penampungan sebagai pembagi ke masing-masing desa. Disamping
rawan gangguan, kondisi ini juga tidak menjamin kualitas air, kotoran atau
material tumbuhan berupa daun dan ranting juga ikut masuk ke dalam saluran yan
akhirnya menyumbat aliran air dalam pipa paralon, yang pada akhirnya
meningkatkan biaya pemeliharaan.
·
Persampahan
Beberapa permasalahan terkait persampahan yaitu tingkat layanan
sampah masih sangat kecil hanya berkisar 20.91 % dan masih banyak masyarakat
yang mengelola sampah dengan cara dibakar, kurangnya prasarana dan sarana
pembuangan sampah, kendaraan pengangkut sampah sering mengalami kerusakan,
jenis TPA yang dipakai awalnya direncanakan menggunakan sistem sanitary
landfill namun pada praktek di lapangan mempergunakan sistem open
dumping, rendahnya pendapatan retribusi kebersihan/
persampahan terhadap biaya pengelolaan sampah, Bawean
dan pulau-pulau di sekitarnya yang berupa wilayah terpisah dengan Kabupaten
Gresik sama sekali belum tersentuh pengelolaan sampah, alokasi Dana APBD untuk sektor persampahan terlalu kecil
perbandingannya disbanding degan sektor lain, rencana
pembangunan TPA di Kecamatan Wringinanom terkendala penolakan oleh masyarakat
di sekitar rencana lokasi TPA sehingga pembebasan lahan untuk TPA belum
terlaksana, kesadaran masyarakat dalam memilah
sampah masih rendah karena belum adanya penyuluhan yang berlanjut ke pembinaan
yang berkelanjutan.
·
Drainase
Di wilayah perkotaan Gresik, khusunya di wilayah
Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Manyar walaupun telah memiliki sistem drainase
yang terbangun cukup lengkap dan merata di seluruh wilayah kota, tetap saja
banjir dan genangan masih sering terjadi di beberapa lokasi terutama apabila
terjadi hujan yang cukup lebat. Keadaan ini disebabkan oleh saluran-saluran
tersier dan sekunder yang dimensinya terlalu kecil, tersumbat sampah, dan
bozem-bozem yang tidak lagi berfungsi akibat pendangkalan dan pengurukan
menjadi kawasan permukiman.
·
Perumahan dan Permukiman
Masalah yang seringkali timbul adalah buruknya kondisi jalan yang
menjadi aksesibilitas masyarakat untuk menuju kawasan perumahan dan permukiman,
belum sepenuhnya perumahan dan permukiman terlayani oleh PDAM, perumahan yang
tidak menyediakan area pemakaman sediri sering menimbulkan konflik terhadap
warga sekitar.
·
Prasarana dan Sarana Pengolah Limbah
Kabupaten Gresik sebagai kota industri sangat rentan
dengan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri yang tidak
dikelola dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan keberadaan
industri-industri besar yang berada di daerah pesisir, sehingga apabila tidak
terdapat pengolahan limbah yang baik dapat merusak lingkungan pesisir dan
ekosistemnya.
h.Potensi yang dapat
dikembangkan
-Pertanian
Pada bidang pertanian di Kabupaten Gresik tahun 2011, jumlah produksi gabah kering giling sebanyak 296.886,32 ton, jagung sebanyak 76.366,27 ton dan kedelai sebanyak 1.388,70 ton. Sedangkan areal panen padi seluas 54.028 hektar, areal produksi jagung seluas 18.349 dan areal produksi kedelai seluas 1.151 hektar.
Pada bidang pertanian di Kabupaten Gresik tahun 2011, jumlah produksi gabah kering giling sebanyak 296.886,32 ton, jagung sebanyak 76.366,27 ton dan kedelai sebanyak 1.388,70 ton. Sedangkan areal panen padi seluas 54.028 hektar, areal produksi jagung seluas 18.349 dan areal produksi kedelai seluas 1.151 hektar.
- Perkebunan
Dalam bidang perkebunan di Kabupaten Gresik pada tahun 2011,
jumlah produksi kopi sebanyak 59,40 ton, Kakao sebanyak 5,01 ton, tebu sebanyak
12.177 ton, mente sebanyak 35.520 ton, dan kelapa sebanyak 2.191,60 ton.
Sedangkan areal produksi kopi seluas 59,40 hektar, tebu seluas 3.690 hektar,
kakao seluas 11 hektar, mente seluas 119 hektar, dan kepala seluas 2.738
hektar.
- Perikanan
Produksi
bidang perikanan di Kabupaten Gresik pada tahun 2011 mencapai 43.954,66 ton
yang terdiri dari penangkapan di laut sebesar 19.492,84 ton, sungai/saluran air
sebesar 93,03 ton, waduk sebesar 257,40 ton, budidaya tambak payau sebesar
24.032,03 ton, kolam sebesar 56,65 ton, dan tambak tawar sebesar 22.714,26 ton.
Jumlah perahu/kapal penagkap ikan sebanyak 4.478 unit dan areal budidaya seluas
32.565,02 hektar yang terdiri dari tambak payau seluas 17.835,02 hektar, tambak
tawar seluas 14.629,05 hektar, kolam seluas 100,95 hektar.
- Industri
Dalam
bidang industri pada tahun 2011 di Kabupaten Gresik telah diterbitkan 61 Tanda
Daftar Industri (TDI) dengan nilai investasi sebesar Rp.9.793.010.000,00 yang
menyerap 573 otang tenaga kerja dan nilai produksi sebesar
Rp.10.211.469.645,00.Disamping industri skala besar, di Kabupaten Gresik juga
terdapat industri kecil yang perannya dalam struktur PDRB juga sangat penting.
Industri kecil itu meliputi industri
kerajinan
dan makanan.
- Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu sektor penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik dengan menunjang prasarana dan sarana yang ada serta mampu memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar serta manfaat ekonomis untuk penduduk di sekelilingnya. Pemerintah harus menggerakkan sektor pariwisata agar menarik para investor.
Kabupaten
Gresik memiliki potensi yang begitu luar biasa, banyak sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan masyarakat serta wilayahnya yang berkembang dari segi
industri, pertanian , perikanan, perkebunan, dan lain-lain. Namun permasalahan
pengangguran masih menjadi tugas Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kualitas
SDM dengan memperbaiki sistem pendidikan, serta pelatihan ketrampilan bagi
usia-usia penduduk produktif agar mereka dapat membuka industri kreatif yang
dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Potensi pariwisata juga bisa dikelola
dengan baik dan dikembangkan dengan catatan sesuai dengan arahan
mengembangkannya dan jangan sampai mengabaikan kondisi serta kualitas
lingkungan. Antara lingkungan dengan kegiatan ekonomi yang berjalan harus
seimbang dan menjadi hajat hidup orang banyak yang menggantungkan hidupnya dari
kegiatan pariwisata. Selain itu dibidang industri dan perikanan, hal yang harus
diperhatikan faktor industri adalah pengelolaan limbah yang dihasilkan jangan
sampai dibuang secara sembarangan dan mencemari lingkungan apalagi jika limbah
tersebut berdampak pada kualitas hasil perikanan di Kabupaten Gresik. Arah kebijakan penguatan sistem inovasi daerah di
Kabupaten Gresik ditetapkan dan difokuskan pada aspek penguatan regulasi dan
pembiayaan untuk pengembangan iptek dan inovasi, penyediaan infrastruktur dan sarana
kreatifitas dan inovasi, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) secara
kuantitas dan kualitas di bidang iptek, dan keberlanjutan dan pemanfaatan
potensi sumberdaya unggulan daerah.
SEMOGA BISA BERMANFAAT YA..
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar